Sejarah dan History Kelurahan Temas Kota Batu


Temas adalah salah satu nama kelurahan yang berada diwilayah kecamatan Batu Kota Batu dengan batas-batas wilayah : batas utara Desa Pandanrejo, batas Timur Desa Torongrejo, batas selatan Desa Oro-Oro Ombo dan batas barat adalah Kelurahan Sisir. Data dari KIM
(Kelompok Informasi Masyarakat) menyebutkan bahwa Luas Wilayah Kelurahan Temas adalah 323 Ha yaitu terdiri dari luas lahan pertanian ± 2,4 Ha, luas lahan wilayah kering ± 189 Ha, luas pemukiman ± 198 Ha, lahan untuk industri 0,5 Ha, tanah waqof 1,5 Ha, perkantoran 4,5 Ha dan Pasar seluas 4 Ha.

Wilayah Kelurahan Temas termasuk dataran tinggi berbukit dengan suhu maksimum 35ºC dan suhu minimum 25ºC dan ketinggian 900 m dari permukaan laut. Jumlah penduduk di Kelurahan Temas pada tahun 2009 mencapai 14937 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 7343 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 7594 jiwa.

Bapak Kadi Antono Ketua KIM Temas Bahtera Kelurahan Temas memaparkan pada sebuah buku tentang Profil Kelurahan Temas bahwa Desa Temas yang sekarang sudah menjadi Kelurahan Temas ternyata banyak menyimpan sejarah dan legenda. Dapat dibuktikan dengan adanya sejarah tentang Temas Krajan yang di tulis di BUku “Babad Tanah Jawi”.

Menurut buku Babad Tanah Jawi halaman 74 menjelaskan bahwa Negara Jelangga atau Kediri sangat cepat terpecah menjadi bagian-bagian karena pada saat itu Negara jelangga dibagikan kepada para putra raja yang berkuasa untuk menjadi kerajaan-kerajaan baru salah satunya adalah kerajaan Tumapel atau Singosari dan kerajaan Kurawan.

Dijelaskan kembali pada buku Babad Tanah Jawi halaman 79 bahwa di Tumapel pada tahun 1200-an ada pembesar yang bernama Tunggul Ametung dibawah kekuasaan Prabu Dandang Gendis atau Prabu Kertajaya raja dari kerajaan Kediri. Prabu Dandang Gendis memiliki pangkat yang sama dengan Tunggul Ametung. Pada tahun 1222 raja Tunggul Ametung terpaksa tersingkir oleh Ken Arok dari kerajaan dengan cara membunuh Raja Tunggul Ametung dan juga menakhlukan beberapa kerajaan bawahan Jenggolo.

Disebutkan lagi dalam Buku Babad Tanah Jawi halaman 85 bahwa kota raja kemudian dipindahkan ke Tumapel dan dijadikan sebagai kedhaton Krajan (pusat pemerintahan) di kerajaan Tumapel yang sekarang kita kenal dengan nama Temas Krajan. Jelas sudah bahwa di Temas Krajan dahulu berdiri sebuah kerajaan kemudian ibukotanya berpindah dan diberi nama Singosari dan “Temas Krajan” masih dijadikan kedhaton oleh Ken Arok.

Pada halaman 86 diterangkan bahwa Ken Arok mengumumkan bahwa Singosari/Tumapel sudah lepas dari pemerintahan Kediri. Pada tahun 1222 kerajaan Kediri dilanda perang sehingga pasukan Kediri beserta sang Raja melarikan diri ke pertapaan.

Bukti lain bahwa dusun Temas Krajan adalah bekas sebuah kerajaan Tumapel yaitu ditemukannya berbagai peninggalan bersejarah pada tahun 1980 antara lain ditemukannya batu bata yang berukuran besar melebihi ukuran batu bata pada jaman sekarang yang tertata seperti bentuk bangunan gapura atau tembok yang tinggi di sekitar Pesarean Mbah Bener. Juga ditemukan di salah satu rumah warga tepatnya di rumah bapak kusnanto RT 6 RW 4 temas krajan sebuah batu menyerupai candi kecil atau prasasti.

Tapi peningagalan sejarah tersebut sudah musnah karena di ambil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Di Dukuh Kerajan terdapat sebuah Pesarean yang terkenal dengan Pesarean Mbah Buyut 'Bener'. Siapakah Beliau ?
Masyarakat Temas meyakini bahwa yang babat deso atau mendirrikan Desa Temas adalah Mbah Bener.

Menurut Bapak Slamet salah seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa mbah Bener adalah laskar perang Pangeran Diponegoro yang hengkang ke wilayah Jawa Timur pada masa perang Diponegoro sekitar tahun 1825-1830 M. Dimana para pasukan Pangeran Diponegoro ada beberapa orang sebagai ulama terkenal diantaranya adalah mbah Wastu (mbah Batu) atau Abu Ghonaim yang memiliki anak buah salah satunya adalah Raden Mas Wiryo Kusumo dan memiliki julukan Singojoyo.

Untuk mendapatkan sebuah kebenaran tentang Desa Temas dapat kita gali cerita dengan mengaitkan sejarah-sejarah pada masa Kerajaan. Kronologis ceritanya seperti ini : Dahulu Kerajaan Tumapel dibawah kekuasaan Ken Arok pada tahun saka 1144-1169 atau tahun 1222-1247 ibu kota beserta kerajaan dipindahkan dekat dengan “Ngurawan” dan diberi nama Singosari maka banyak penduduk yang berpindah ke Singosari dengan alasan mencari nafkah lebih mudah di kota raja/ibukota.

Karena banyak penduduk yang pindah maka Tumapel Kedhaton (Temas Krajan) menjadi tidak seramai dulu lagi sehingga berakibat kurangnya pengawasan dari pemerintah kerajaan. Dan berpuluh-puluh tahun kemudian masyarakat setempat memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik seperti suka berjudi, minum-minuman keras, merampok dan lain sebagainya.

Pada jaman penjajahan Belanda datanglah seorang pahlawan masyarakat ke wilayah Temas Krajan yang bernama Raden Mas Wiryo Kusumo atau Singojoyo yang masih berdarah biru. Diyakini Singojoyo sebelum menetap di Batu pernah singgah di daerah Ponorogo tetapi tidak lama sehingga ada yang berpendapat bahwa beliau berasal dari Ponorogo. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa Singojoyo berasal dari buntaran wilayah Mataram Jawa Tengah.

Tanah Temas pada saat itu sangat subur akan tetapi kehidupan masyarakatnya masih belum tertata dengan baik dan masih banyak masyarakat yang berperilaku menyimpang dari ajaran Islam. Mbah Singojoyo kemudian bermaksud untuk menata dusun temas dan memperbaiki akhlak masyarakat pada saat itu.

Rupanya kedatangan mbah Singojoyo tidak mendapat sambutan yang baik dari masyarakat pada saat itu karena mereka berfikir bahwa mbah Singojoyo akan merubah budaya mereka. Tetapi berkat kegigihan mbah Singojoyo akhirnya masyarakat dapat disadarkan.

Karena ucapan-ucapan dan arahan-arahan dari mbah Singojoyo diyakini membawa kebenaran pada masyarakat saat itu sehingga diberilah mbah Singojoyo julukan sebagai “MBAH BENER”. Kata “Bener” dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “Benar”.

Sebelum kedatangan Mbah Bener ada yang berpendapat bahwa di dusun Temas dahulu ada seorang wanita yang lebih dulu mengembara yaitu sering disebut Nyai Sendang Tuwo tetapi sampai saat ini beliau tidak diketahui rimbanya. Ada juga pengembara lain sebelum mbah Bener yang tidak diketahui asal usulnya yang bernama Den Mas Mas'ud Djaelani yang kemudian sekarang lebih dikenal dengan nama MBAH MAS dan saat ini pesarean Mbah Mas berada di RT 5 RW 6 Dusun Besul Kelurahan Temas.

Nama Temas sendiri diambil dari kata 'Temen Maskitani', ada juga yang menyebut “Masito Temen” yang berarti Sejujurnya dan Nyembadani (kebenaran ). Dari kata “Temen Maskitani” disingkat menjadi “TEMAS” dan saat ini lebih dikenal dengan Kelurahan Temas.

Post a Comment

  1. Sejarah itu ada :
    1. Waktu
    2. Pelaku
    3. Saksi
    4. Bukti yang outentik
    Temas , TEmenan MAS
    Kiriman saya menilis ini, Anggora Kasih,1 September 2020
    13 Sura 1954
    13 Muharram 1442
    Sugeng Ambal Warsa

    ReplyDelete

 
Top
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-9902569366131901", enable_page_level_ads: true }); </script>